Selamat Datang!!

Salam sahabat atas kunjungan Anda. Semoga bermanfaat.

Selasa, 29 Juni 2010

Kesabaran Sang Murabbi (Bag Ke-3)

Oleh: Aba AbduLLAAH

قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآَيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (33) وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ (34) وَإِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ إِعْرَاضُهُمْ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِي الْأَرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِي السَّمَاءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِآَيَةٍ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ (35) إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ (36)

“Sungguh KAMI mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu (wahai Muhammad), sungguh mereka itu bukan mendustakan dirimu, akan tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat ALLAAH. Dan sungguh telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan penganiayaan terhadap mereka, sampai datangnya pertolongan ALLAAH kepada mereka, tak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat ALLAAH, dan sungguh telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu. Dan jika keberpalingan mereka itu terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat sebuah lubang di bumi atau tangga ke langit atau kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka datangkanlah), seandainya ALLAAH menghendaki, pastilah ALLAAH menjadikan mereka semua dalam hidayah, oleh sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil.”

Jika ALLAAH Menghendaki Maka Semua Manusia Akan Mendapatkan Hidayat, Maka Janganlah Kamu Termasuk Orang yang Jahil [1]

وَإِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ إِعْرَاضُهُمْ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِي الْأَرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِي السَّمَاءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِآَيَةٍ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Berkata Imam Ibnu Katsir: Berkata Ali bin Abi Thalhah RA dari Ibni Abbas RA bahwa ia berkata tentang makna firman-NYA (وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى): Sungguh RasuluLLAAH SAW amat berharap dapat mengislamkan seluruh umat manusia dan mengikutsertakan mereka semua ke dalam hidayah, maka ALLAAH SWT mengabarkan bahwa tidak akan beriman kecuali orang yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa ia orang yang berbahagia dengan hidayah[2].

Imam Ibnu Hayyan At-Tauhidi menyitir perkataan Ibnu ‘Athiyyah tentang makna kata (…. فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ): Penegasan hujah kepada Nabi SAW melalui perumpamaan, sehingga jelas bagi beliau SAW bahwa tiada jalan lain kecuali harus bersabar dan mengikuti ketetapan ALLAAH SWT, karena beliau SAW takkan dapat mendatangkan hal tersebut tanpa izin ALLAAH SWT, maka bersabar saja dan menanggung derita sambil menyampaikan kepada mereka dengan ayat-ayat-NYA sehingga ALLAAH SWT-lah yang membuka hati siapa yang dikehendaki-NYA dengan ayat serta hujjah tersebut[3].

Imam Al-Qurthubi menambahkan: ALLAAH SWT memerintahkan kepada Nabi SAW agar tidak amat bersedih atas ketidakmauan mereka menerima keimanan, karena beliau SAW tidak diberi kekuasaan untuk memberi hidayah atas manusia[4]. Lebih jauh beliau berkata: Ayat ini khithab (konteks pembicaraan) nya kepada Nabi SAW, namun hukumnya berlaku pula bagi semua umatnya, karena hati orang beriman itu akan merasa sempit melihat kekafiran dan aniaya yang dilakukan para musuh Islam[5].

Sementara Imam Ibnul Jauzy menafsirkan kata (فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ) dengan 3 pendapat[6]: PERTAMA, jangan kamu sampai tidak mengetahui bahwa semua manusia bisa saja dapat hidayah dengan izin ALLAAH[7]; KEDUA, jangan kamu tidak mengetahui bahwa manusia sebagiannya akan beriman dan sebagian yang lain akan kafir[8]; KETIGA, jangan kamu tidak mengetahui bahwa kamu harus bersabar dalam berdakwah, karena kurangnya kesabaran dalam mendakwahi mereka termasuk sifat orang jahilin[9].

Sayyid Quthb saat mengkomentari (وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ) berkata: Alangkah hebatnya kalimat ini! Dan alangkah tingginya taujih ini! Yaitu penjelasan mendalam; PERTAMA tentang fithrah manusia yang ALLAAH SWT sajalah yang Maha Mengarahkan terhadap fithrah tersebut; dan KEDUA tentang sikap manusia yang berbeda-beda dalam menyikapi hidayah yang diberikan ALLAAH SWT tersebut[10]… Maka tenangkanlah hatimu, sabarkan dirimu menjalani hukum ALLAAH, karena jikalau ALLAAH SWT menghendaki maka pastilah mereka semua beriman pada apa yang engkau serukan, tetapi kami membiarkan sebagian mereka untuk menguji mereka, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang tidak mengetahui hukum-NYA serta sunnah-NYA (kauniyah) di alam semesta ini[11]..

(Bersambung Insya ALLAAH…)

___
Catatan Kaki:

[1] Disebut jahil (bodoh), karena tidak memahami bahwa hidayah adalah ujian ALLAAH SWT bagi semua manusia

[2] Tafsir Ibnu Katsir, III/253; Hal ini sebagaimana juga disebutkan dalam QS Yunus, 10:99

[3] Al-Bahrul Muhith, V/130

[4] Tafsir Al-Qurthubi, I/1905

[5] Ibid.

[6] Zadul Masir, II/325

[7] Ini juga pendapat Imam At-Thabari, kata beliau: “Ini menjadi dalil yang jelas yang membantah kesalahan para penganut Qadariyyah (kelompok yang berpandangan bahwa semua takdir buruk dan baik terserah pada usaha manusia semata, tanpa campur-tangan ALLAAH sama sekali), karena ALLAAH memiliki kelembutan bagi siapa yang dikehendaki-NYA untuk diberi hidayah” (Tafsir At-Thabari, XI/310).

[8] Ini juga pendapat Imam Ats-Tsa’alabi,( lih. Tafsir Ats-Tsa’alabiy, I/812)

[9] Ini juga pendapat Imam Al-Alusiy (lih. Ruhul Ma’aniy, V/302); Al-Biqa’iy, (Nuzhmud Durar, III/46); Asy-Syaukaniy (Fathul Qadir, II/407); Syaikh ‘Izz bin ‘AbdisSALAM (Tafsir Ibni ‘AbdisSALAM, II/34) dan ini pula pendapat yang saya pilih, sesuai dengan tema pembahasan kita saat ini.

[10] Azh-Zhilal, III/20

[11] Tafsir Al-Qaththan, I/465


diambil dari: http://www.al-ikhwan.net/kesabaran-sang-murabbi-bag-ke-3-385/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar