Selamat Datang!!

Salam sahabat atas kunjungan Anda. Semoga bermanfaat.

Selasa, 29 Juni 2010

Kesabaran Sang Murabbi (Bag Ke-2)

Oleh: Aba AbduLLAAH
قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآَيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (33) وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ (34) وَإِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ إِعْرَاضُهُمْ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِي الْأَرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِي السَّمَاءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِآَيَةٍ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ (35) إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ (36)

“Sungguh KAMI mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu (wahai Muhammad), sungguh mereka itu bukan mendustakan dirimu, akan tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat ALLAAH. Dan sungguh telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan penganiayaan terhadap mereka, sampai datangnya pertolongan ALLAAH kepada mereka, tak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat ALLAAH, dan sungguh telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu. Dan jika keberpalingan mereka itu terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat sebuah lubang di bumi atau tangga ke langit atau kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka datangkanlah), seandainya ALLAAH menghendaki, pastilah ALLAAH menjadikan mereka semua dalam hidayah, oleh sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil.”

Contohlah Kesabaran Para Murabbi Sebelum Kamu

وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ

Berkata Imam Abu Ja’far: Ini merupakan peringatan dari ALLAAH SWT bagi nabi-NYA sekaligus juga penghibur bagi beliau SAW, maka bersabarlah atas pengingkaran mereka dan apa-apa yang tidak kamu sukai sampai datangnya nashruLLAAH, karena kesabaran demikian pula yang telah dilakukan oleh para hamba pinilih sebelummu, dan tidak ada perubahan dalam sunnah ALLAAH tersebut[1]. Imam Ibnu Katsir menambahkan[2]: Maka bersabarlah kamu sebagaimana sabarnya Ulul ‘Azmi minar Rusul (Rasul-rasul yang memiliki tekad yang amat teguh[3]).

Imam Al-Qurthubi ketika menafsirkan (وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ) menyatakan: Apa yang sudah dijanjikan ALLAAH SWT (berupa pertolongan kepada para junud-NYA) tidak akan pernah berubah, tidak akan ada yang mampu menghalangi, tidak akan ada yang mampu mencegahnya, dan DIA tidak pernah mengingkari janji-NYA, sebagaimana firman-NYA: “Sesungguhnya KAMI akan benar-benar menolong Rasul-rasul KAMI dan orang-orang yang beriman.[4]” Atau: “Dan sungguh telah berlalu ketetapan KAMI kepada para hamba-hamba KAMI yaitu para Rasul-rasul, sesungguhnya mereka benar-benar termasuk orang-orang yang ditolong, dan sesungguhnya jundi-jundi KAMI itu pastilah menjadi orang yang menang.[5]” [6]

Imam Khazin menyebutkan saat ia menafsirkan (ولقد جاءك من نبأ المرسلين): Dan telah ada bagimu (wahai Muhammad) contoh dari para nabi sebelum kamu agar menenangkan hatimu (tentang beratnya dakwah ini –pen)[7]. Tentang makna (من) dalam ayat ini ada 2 pendapat, yang pertama menafsirkannya ‘penghubung’ saja (صلة) atau ‘tambahan’ [زائدة)[8); sementara yang lainnya menafsirkan (من) tersebut ‘menunjukkan sebagian’ (للتبعيض), artinya karena ada sebagian dari kisah-kisah rasul terdahulu yang tidak diceritakan dalam Al-Qur’an[9].

Sayyid Quthb menambahkan: Kesemua taujih RABBani ini juga berlaku bagi kafilah para du’at pasca Nabi Muhammad SAW, jalannya telah terang-benderang, peran mereka telah ditentukan; sebagaimana juga telah jelas dan terangnya beban yang harus dipikul dan hambatan yang akan menerpa; tetapi sejelas itu pulalah pahala dan kenikmatan yang telah menanti diujung jalan tersebut (Jannah-NYA –pen). Sesungguhnya ayat ini memahamkan kita bahwa sunnatuLLAAH dalam dakwah ini hanya satu, sebagaimana IA juga telah menjelaskannya kepada para nabi-NYA AS… Yaitu agar bersabar meniti jalan dakwah ini dan tidak terburu-buru, adapun kemenangan maka bisa jadi ia diberikan langsung di dunia, atau kelak menanti kita di akhirat..[10]

(Bersambung Insya ALLAAH…)

___
Catatan Kaki:

[1] Tafsir At-Thabari, XI/335

[2] Tafsir Ibnu Katsir, VII/305

[3] Berdasarkan qaul (pendapat) yang rajih (kuat) hanya ada 5 orang nabi yang mendapat predikat seperti itu dalam Al-Qur’an, yaitu didasarkan oleh nushush-sharih (ayat yang secara tekstual) menyebutkan ke-5-nya, yaitu dalam QS Al-Ahzab, 33:7 dan Asy-Syura’, 42:13, ke-5 Nabi tersebut yaitu: Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS dan Muhammad SAW (lih. tafsir QS Al-Ahqaf, 46:35, dalam At-Thabari, XXII/145; Ibnu Katsir, VII/305)

[4] QS Ghaafir, 40:51

[5] QS Ash-Shaffaat, 37:171-173

[6] Ayat ini memiliki beberapa penguat (توكيد) dari kaidah bahasa Arab, yaitu pertama kata (إن) pada awal ayat-172, kemudian ditambah huruf (ل) pada kata (لهم), kemudian bentuk isim-ta’rif (kata benda yang diketahui) yaitu dengan masuknya (ال) pada kata (الغالبون), maknanya adalah pertolongan bagi para Rasul dan junud-nya tersebut amat sangat pasti.

[7] Lubab At-Ta’wil, II/385

[8] Ini adalah pendapat Al-Akhfasy (lih. Madarikut Tanzil, I/324), seperti dalam kalimat: Kami kehujanan (أصابنا من مطر) (lih. Juga Ma’alimut Tanzil, III/140)

[9] Pendapat ini waLLAAHu a’lam lebih kuat karena dijelaskan dalam Al-Qur’an: “Dan diantara mereka (para Rasul tersebut) ada yang KAMI ceritakan kisahnya kepadamu, dan diantara mereka ada pula yang tidak KAMI ceritakan kisahnya kepadamu.” (QSGhafir, 40:78)

[10] Azh-Zhilaal, III/18-19


diambil dari: http://www.al-ikhwan.net/kesabaran-sang-murabbi-bag-ke-2-376/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar